jam

Kamis, 18 November 2010

posting

Tidak ada yang mengerti apa yang sedang terjadi, Pada saat itu, 25 Juli 2001, hujan lebat dengan air berwarna merah menghujani negara bagian Kerala di India. Hujan itu berlangsung hingga September 2001.

Lebih dari 500.000 meter kubik air hujan berwarna merah tercurah ke bumi. Pada mulanya ilmuwan mengira air hujan yang berwarna merah itu disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan menemukan sesuatu yang mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut adalah sel hidup, sel yang bukan berasal dari bumi !

Hujan yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idukki di wilayah selatan India. Bukan hanya hujan berwarna merah, 10 hari pertama dilaporkan turunnya hujan berwarna kuning, hijau dan bahkan hitam. Setelah 10 hari, intensitas curah hujan mereda hingga September.
Hujan tersebut turun hanya pada wilayah yang terbatas dan biasanya hanya berlangsung sekitar 20 menit per hujan. Para penduduk lokal menemukan baju-baju yang dijemur berubah warna menjadi merah seperti darah. Penduduk lokal juga melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor.
Contoh air hujan tersebut segera dibawa untuk diteliti oleh pemerintah India dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan independen yang menelitinya adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi.
Mereka mengumpulkan lebih dari 120 laporan dari penduduk setempat dan mengumpulkan sampel air hujan merah dari wilayah sepanjang 100 km. Pertama kali mereka mengira bahwa partikel merah di dalam air adalah partikel pasir yang terbawa dari gurun Arab.
Hal ini pernah terjadi pada Juli 1968 dimana pasir dari gurun sahara terbawa angin hingga menyebabkan hujan merah di Inggris. Namun mereka menemukan bahwa unsur merah di dalam air tersebut bukanlah butiran pasir, melainkan sel-sel yang hidup.
Komposisi sel tersebut terdiri dari 50% Karbon, 45% Oksigen dan 5% unsur lain seperti besi dan sodium, konsisten dengan komponen sel biologi lainnya, dan sel itu juga membelah diri. Sel itu memiliki diameter antara 3-10 mikrometer dengan dinding sel yang tebal dan memiliki variasi nanostruktur didalam membrannya.
Namun tidak ada nukleus yang dapat diidentifikasi. Setiap meter kubik sampel yang diambil, terdapat 100 gram unsur merah. Jadi apabila dijumlah, maka dari Juli hingga September terdapat 50 ton partikel merah yang tercurah ke Bumi.

Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa bahwa unsur merah tersebut adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut walaupun ia belum berhasil mengekstraknya.
Karena partikel merah tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan mengajukan teori bahwa partikel merah itu adalah darah. Menurut mereka, kemungkinan batu meteor yang meledak di udara telah membantai sekelompok kelelawar di udara. Namun teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung seperti sayap kelelawar yang jatuh ke bumi.
Dengan menghubungkan antara suara ledakan dan cahaya yang mendahului hujan tersebut, Louis mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstra terestrial. Louis menyimpulkan bahwa materi merah tersebut datang dari sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di atas langit India.
Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral dari Universitas Queen, Irlandia yang bernama Patrick McCafferty menemukan catatan sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dengan ledakan meteor.
McCafferty menganalisa 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan air berubah menjadi darah dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan hitam, hujan susu atau madu yang turun dari langit.
36 persen dari contoh tersebut ternyata terhubung dengan aktivitas meteor atau komet. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi mulai dari Romawi kuno, Irlandia dan Inggris abad pertengahan dan bahkan Kalifornia abad ke-19.

McCafferty mengatakan, “kelihatannya ada hubungan yang kuat antara laporan hujan berwarna dengan aktivitas meteor, Hujan merah Kerala cocok dengan pola-pola tersebut dan tidak dapat diabaikan begitu saja.”
Jadi, apakah hujan merah di Kerala berasal dari luar bumi ? Sebagian ilmuwan yang skeptis serta merta menolak teori ini. Namun sebagian ilmuwan lain yang belum menemukan jawabannya segera melirik kembali ke sebuah teori usang yang diajukan oleh ahli fisika Sir Fred Hoyle dan Dr Chandra Wickramasinghe, teori yang disebut Panspermia, yaitu sebuah teori yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari luar angkasa.
Menurut kedua ilmuwan tersebut pada mulanya di luar angkasa terdapat awan gas antar bintang yang mengandung bakteri. Ketika awan itu mengerut karena gravitasi untuk membentuk sistem bintang, bakteri yang ada di dalamnya tetap bertahan hidup di dalam komet.
Ketika komet itu terkena sinar matahari, panas matahari mencairkan permukaan es pada komet, bakteri-bakteri tersebut lolos dan tersapu ke planet-planet terdekat. Teori ini juga didasarkan pada argumen Charles darwin bahwa sesungguhnya bakteri memiliki karakteristis “luar bumi”.
Mungkinkah mereka benar ?

Kamis, 11 November 2010

Ainan Cawley, Anak Terpintar di Dunia !

Gelar anak paling pintar sedunia sudah melekat di diri Ainan Cawley, yang lahir pada 23 November 1999. Anak dari Valentine Cawley asal Inggris dan Ibu Syahidah Osman asal Singapura itu menguasai kimia dan fisika saat masih berusia tujuh tahun. Kemampuan itu, dalam standar normal, baru bisa dicapai ketika usia 16 tahun. Saat ini, di usianya yang masih sepuluh tahun, Ainan melanjutkan studinya di Universitas Help di Malaysia. Laboratorium kimia kampus Help menjadi lahan baru yang digarap Ainan dalam menuntaskan studinya meraih gelar sarjana. Meski memiliki kemampuan luar biasa, bocah bernama lengkap Ainan Celesty Cawley itu tak ubahnya anak-anak kebanyakan. Khususnya saat ia bermain game dan berkumpul bersama dua saudaranya.
Dikutip dari The Wall Street Journal, Ainan saat ini sedang merancang mobil olah raga berkecepatan tinggi. Kemampuannya yang luar biasa pada kimia sudah ditunjukkan saat ia masih berusia tujuh tahun dengan lulus ujian kimia yang diberikan kepadanya.
Syahidah, ibu Ainan, mengungkapkan sejak kecil bocah berkulit putih itu sudah menunjukkan hal yang tidak biasa. Di usia empat bulan ia sudah merangkak, dan enam tahun sudah menunjukkan ketertarikannya pada bidang kimia. Saat diberikan soal-soal kimia padanya, Ainan dengan mudah menjawab dan menguraikan jawaban.
Ainan pernah didaftarkan ke sekolah umum. Namun, di hari pertama masuk sekolah, bocah itu sudah tampak tidak suka karena membosankan. Orang tuanya lalu meminta program home-schooling. Berbagai upaya mendapat sekolah khusus bagi Ainan tidak didapati orang tua Ainan di Singapura. Karenanya, kemudian Valentine, ayah Ainan, mencari peluang di Malaysia.
Tidak butuh lama untuk menerangkan kemampuan luar biasa Ainan di kampus Help, Malaysia. Pihak kampus langsung menerimanya dan mengikuti program perkuliahan. Di tahun 2009, Ainan masuk program televisi The World’s Cleverest Child and Me di Inggris. Di usianya delapan tahun sembilan bulan, bocah itu mencatat rekor bisa mengingat angka sampai 518 digit. Suatu kemampuan yang jarang dimiliki, bahkan oleh orang dewasa.
Di usia yang masih belia itu juga Ainan sudah belajar banyak hal tentang kimia yang diminatinya. Beberapa model dasar Kimia sudah dilahap dan dikuasainya. Namanya juga masuk rekor Singapore Book of Records sebagai anak termuda yang menguasai kimia.
Banyak harapan yang digantungkan pada Ainan yang termasuk salah satu dari anak berkemampuan luar biasa. Namun, mesti juga ada catatan bahwa sering kali tekanan dan lingkungan yang tidak tepat menjadi kendala bagi perkembangan psikologi si anak. Dan Ainan, di usia belianya, masih perlu waktu untuk menyesuaikan diri.